MENYELAMI TRADISI DAN KEANEKARAGAMAN WAYANG
Laporan Kunjungan di Museum
Ranggawarsita
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Islam dan Budaya Jawa
Dosen
Pengampu : M. Rikza Chamami M.SI
Disusun
Oleh :
Fitriyani
Hayatul Alfath (1403026051)
PBA 5B
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
WALISONGO SEMARANG
2016
Berawal dari rasa keingintahuan budaya dan tradisi pada
masa dahulu, saya sangat besemangat untuk mengikuti perkuliahan Islam dan
budaya Jawa dan kebetulan dosen yang mengampu mata kuliah tersebut adalah Bapak
Rikza Chamami. M.S.I dimana beliau selalu menyampaikan dalam nasehatnya yaitu
agama dan budaya saling berkaitan,dimana dijawa sendiri penyebaran agama islam
yang dilakukan oleh para walisongo melalui perpaduan budaya jawa dengan agama.
Agar kita lebih mengerti budaya dan tradisinya beliau mengajak seluruh
mahasiswa dari berbagai jurusan yang mengikuti mata kuliah ibj untuk
mengunjungi salah satu museum terkenal di semarang yaitu Ranggawarsita, Ronggowarsito merupakan salah
satu museum yang cukup mumpuni dalam hal kelengkapan koleksi benda-benda
bersejarah yang berada kota di Semarang Jawa Tengah.
Di museum Ronggowarsito ini kita dapat menjumpai beragam
hal yang bernilai sejarah,seperti benda-benda bersejarah
fosil manusia,benda peninggalan masyarakat Jawa yang bercorak Hindu-Budha
dan Islam dan lain-lain.Banyak hal yang dapat kita temui di museum ini.
karena pemahaman sejarah akan memahamkan kita pada pemahaman budaya.selain kita
mengunjungi ranggawarsita kita juga memakai pakaian kebaya atau baju etnik
untuk perempuan sedangkan untuk laki-laki memakai blankon dan baju putih, hal
ini akan menambah rasa bangga terhadap budaya indonesia.
Tepat Pada hari Sabtu
tanggal 17 Desember 2016 pukul 09.00 sampai selesai kita melakukan kunjungan ke salah satu museum yang
terdapat di kota semarang yaitu ronggowarsito. Lokasi dari museum ronggowarsito
sendiri ada di jalan Abdurahman Saleh
no. 1 Semarang tepatnya dikawasan sekitar Kalibanteng (persimpangan jalan
Kalibanteng).
Dinamakan Museum Ronggowarsito karena terinspirasi dari salah satu
pujangga (penasehat raja) dari Keraton Surakarta yang bernama Raden Ngabehi
Ronggowarsito. Beliau lahir di Surakarta pada tanggal 15 Maret 1802 dan
meninggal pada tanggal 24 Desember 1873, dimakamkan di Klaten, Surakarta. Raden
Ngabehi Ronggowarsito mempunyai kelebihan dalam hal meramal, beliau telah
menafsirkan ramalan Jayabaya mengenai nasib Bangsa Indonesia.
Salah satu ramalan itu yaitu bahwa Indonesia tidak akan
merdeka sebelum dijajah orang bermata sipit dan bertubuh pendek yang dimaksud
adalah orang Jepang, ramalan ini sudah ada jauh sebelum kedatangan Jepang dan
ramalan ini benar adanya. Menjelang akhir hayat sang pujangga besar, beliau
menuliskan tentang kapan beliau akan meninggal dan tulisan ini menjadi tulisan
terakhir beliau.
Oleh karena jasa-jasa beliau kepada Bangsa ini
khususnya tanah Jawa, maka dibangunlah museum yang kemudian diberi nama Museum
Ronggowarsito. Pendirian museum
pertama kali dirintis oleh
proyek rehabilitasi dan permuseuman Jawa Tengah pada tahun 1975 dan resmi
dibuka oleh Prof. Dr. Fuad Hasan pada 5
Juli 1989. Tujuan dibangunnya Museum Ronggowarsito adalah untuk
melindungi benda – benda bernilai sejarah, salah satunya yaitu lingga yoni
karena pada tahun 1975 banyak berserakan lingga yoni dikawasan Simpang Lima.
Museum ini memiliki berbagai koleksi, seperti sejarah,
arkeologi, kebudayaan, era pembangunan dan wawasan nusantara. Ranggawarsita
yang terkenal dengan karyanya dalam bidang filsafat dan kebudayaan. Terletak di
atas tanah seluas lebih dua hektare
lebih dan berjarak kurang lebih 3 Km dari tugumuda.
Selain dilengkapai oleh lebih dari 50.000 koleksi benda bersejarah museum ini juga dilengkapi oleh sarana dan prasarana penunjang.
Fasilitas tersebut antara lain; empat gedung pameran tetap, masing-masing
terdiri dari dua lantai; dan satu ruang
koleksi emas. Museum ini
terdapat sembilan ruang pameran atau galeri yang masing-masing mempunyai
krtiteria koleksinya tersendri. Ruang-ruangan tersebut diantaranya adalah;
Ketika melihat koleksi Kesenian saya tertarik sekali untuk mengupas habis bagian ini.
Seolah saya ditarik oleh waktu untuk kembali ke tradisi atau kesenian zaman dahulu. Disana saya disuguhi berbagai macam koleksi Wayang , mulai dari wayang beber, kidang kencana.dll.. Pewayangan berada di Ruang D lantai dua, termasuk ke dalam
kategori Galeri Kesenian. Galeri ini
menampilkan koleksi benda dan peralatan kesenian yang dipisahkan menjadu seni
dua yaitu pergelaran, dan seni pertunjukan dan seni musik. Ruang Seni Pergelaran ditampilakan kesenian wayang. Wayang
merupakan kesenian asli Indonesia. Dalam perkembangannya wayang telah mengalami
perubahan, baik dari segi bentuk jenis maupun fungsinya.
Beberapa koleksi wayang yang ada di
Museum Ranggawarsita adalah;
1.
Wayang Beber : Pergelaran
wayang ini biasanya dengan membentangkan adegan yang dilukis pada kain dan
mengankat kisah panji.
2.
Wayang Kidang Kencana :
Tokoh pada wayang ini mempunyai ciri fisik yaitu tokoh-tokohnya dicat warna
kuning keemasan, wayang ini juga mengangkat jenis kisah panji.
3.
Wayang Kaper
4.
Wayang jenis ini
merupakan wayang yang biasa dipakai anak-anak di lingkungan keraton untuk
berlatih memainkan wayang. Ukuran wayang ini pun kecil.
5.
Wayang Kandha/Ramayana
: Wayang ini mengankat cerita tentang Ramayana
6.
Wayang Purwa : Wayang
purwa disebut juga wayang Mahabarata karena mengankat kisah Mahabarata.
7.
Wayang Madya : Mengangkat
kisah sambungan Parwa ke Kisah Panji. Diciptakan pada zaman Mangkunegara IV
oleh Raden Ngabehi Tandakusuma.
8.
Wayang Gedhog : Mengangkat
kisah Panji, dan tokoh-tokohnya menggunakan nama-nama binatang seperti Kuda
Laweyan, Kebo Anarang, Lembu Amiluhur. Dikenal pada zaman Raja Jayabaya,
Kadiri.
9.
Wayang Potehi : Wayang
ini mengankat kisah roman dari Negeri Cina seperti Sampek Engtay.
10.
Wayang Suluh : Diciptakan
pada zaman revolusi oleh Raden Mas Said, mengangkat kisah-kisah perjuangan
revolusi.
11.
Wayang Pesisiran : Wayang
pesisiran disebut juga wayang Semarangan.
Adalagi
jenis wayang yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga, yaitu wayang Sahdan.Wayang
sahdan merupakan wayang yang digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk berdakwah. Sahdan sendiri merupakan serapan dari Bahasa Arab yaitu Syahadatain. Disini
ia mengajak rakyat untuk memeluk Islam.
Selain jenis wayang
diatas, terdapat pula Wayang Kayu dan Wayang Kontemporer.
Beberapa jenis wayang yang terbuat dari kayu diantaranya adalah;
1. Wayang Dupara : Mengangkat kisah dari zaman Majapahit hingga Perang
Dipanegara. Tokoh-tokohnya seperti Untung Surapati, Jaka Tingkir, Dipanegara.
2. Wayang Klithik Gedhog : Mengangkat kisah Damar Wulan, diciptakan pada zaman
Amangkurat I, dan tokoh-tokohnya bersenjata golok.
3. Wayang Golek Purwa : Mengangkat kisah Ramayana dan Mahabarata.
4. Wayang Golek Menak : Mengankat kisah Menak (Islam). Nama-nama kerajaan
berinisail Jawa, misalnya Mekah disebut sebagai Keraton Puser Bumi.
5. Wayang Golek Menak Panthek : Mengangkat kisah Babad Tanah Jawa. Tokoh-tokoh
seperti Joko Tongkir dan Tujuh Bidadari.
6. Wayang Kontemporer: Karena diciptakan pada zaman kontemporer. Beberapa
wayang kontemporer adalah;
·
Wayang Buddha : Mengangkat
kisah Sidharta Gautama, diciptakan Ki Hadjar Satoto dari Surakarta.
·
Wayang Wahyu : Mengangkat
kisah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Diciptakan oleh RM Soetarto
Hardjowahono, atas pesanan Bruder Thimoteus.
·
Wayang Warta : Mengangkat
kisah-kisah pada Kitab Injil, diciptakan oleh RM Soemiyanto dari Klaten.
·
Wayang Sadat : Mengangkat
kisah Babad Tanah Islam di Tanah Jawa, diciptakan oleh Surjadi dan Sunardi dari
Klaten.
·
Wayang Kancil : Mengangkat
fabel dari buku Kancil Kridha Martani.
Koleksi Ruang Seni
Pergelaran lainnya adalah peragaan pergelaran Wayang Purwa dan Wayang Orang.
Wayang Orang merupakan perpaduan antara seni drama, seni tari, dan seni (musik)
gamelan. Mengangkat kisah Ramayana dan Mahabarata. Dalang berperan sebagai pembawa
cerita dan suluk, sedang dialog dilakukan oleh masing-masing tokoh.
Pada intinya, kunjungan ke
Museum Ronggowarsito ini membuka mata saya dan menambah wawasan kita pada
panorama budaya dan sejarah tradisi jawa . Bahwasannya banyak nilai-nilai
sejarah, peninggalan-peninggalan sejarah yang perlu kita jaga dan lestarikan
agar kita dapat menikmatinya dan menjadikannya bahan penelitian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar